VIVAnews -
Graeme Warnell, 42, dan istrinya, Aga, 37, hanya memiliki waktu tiga sampai
empat bulan untuk menyelamatkan hidup putrinya yang baru berusia 10 minggu.
Mereka harus segera menemukan donor sumsum tulang belakang yang tepat.
Putrinya mengalami sindroma bayi menggelembung. Kondisi di mana bayi terlahir tanpa sistem kekebalan tubuh. Membuat tubuh bayi sangat lemah. Bahkan bisa meninggal hanya karena serangan flu biasa.
"Mulanya putri kami terlihat sangat sehat, tapi di usia dua minggu, ia mulai tak mau makan dan tubuhnya terus membengkak. Kami tahu ada sesuatu yang salah," kata Graeme, dikutip Daily Mail.
Diagnosis dokter meruntuhkan ketegaran keluarga asal Maidenhead, Berkshire itu. Jika penanganan terlambat, kondisi langka yang diperkirakan hanya menimpa satu dari 300.000 bayi di dunia itu biasanya membuat bayi hanya bertahan hidup beberapa bulan.
Bayi itu kini terisolir di sebuah ruang steril di Children’s University Hospital, Krakow, Polandia. "Saya sangat ingin menyentuh putri kecil saya dan menciumnya, tapi saya tak bisa. Semua itu bisa membunuhnya," kata Aga.
Seluruh keluarga sudah menjalani pemeriksaan untuk mengetahui kemungkinan menjadi pendonor. Termasuk dua anak tertua mereka. Namun, tak ada yang cocok. Di tengah pasrah, mereka kini berpacu dengan waktu menunggu "malaikat" yang bisa menjadi pendonor.
Sindroma yang menimpa bayi mungil itu biasanya ditandai dengan penurunan sistem kekebalan tubuh yang cukup kompleks. Suatu kondisi di mana tubuh bayi kekurangan sel T, sehingga tubuh sama sekali tak memiliki kemampuan melawan zat asing, seperti virus.
Hanya dengan pendonor yang tepat, anak itu akan memiliki kesempatan hidup 60-90 persen. "Ini adalah kondisi yang sangat sulit diobati, tugas kami saat ini menjaganya tak tersentuh infeksi dan virus. Semua orang di sini sedang berjuang untuk menyelamatkannya," kata Dr Pituch Noworolska, anggota tim dokter yang menangani anak itu. (eh)
Putrinya mengalami sindroma bayi menggelembung. Kondisi di mana bayi terlahir tanpa sistem kekebalan tubuh. Membuat tubuh bayi sangat lemah. Bahkan bisa meninggal hanya karena serangan flu biasa.
"Mulanya putri kami terlihat sangat sehat, tapi di usia dua minggu, ia mulai tak mau makan dan tubuhnya terus membengkak. Kami tahu ada sesuatu yang salah," kata Graeme, dikutip Daily Mail.
Diagnosis dokter meruntuhkan ketegaran keluarga asal Maidenhead, Berkshire itu. Jika penanganan terlambat, kondisi langka yang diperkirakan hanya menimpa satu dari 300.000 bayi di dunia itu biasanya membuat bayi hanya bertahan hidup beberapa bulan.
Bayi itu kini terisolir di sebuah ruang steril di Children’s University Hospital, Krakow, Polandia. "Saya sangat ingin menyentuh putri kecil saya dan menciumnya, tapi saya tak bisa. Semua itu bisa membunuhnya," kata Aga.
Seluruh keluarga sudah menjalani pemeriksaan untuk mengetahui kemungkinan menjadi pendonor. Termasuk dua anak tertua mereka. Namun, tak ada yang cocok. Di tengah pasrah, mereka kini berpacu dengan waktu menunggu "malaikat" yang bisa menjadi pendonor.
Sindroma yang menimpa bayi mungil itu biasanya ditandai dengan penurunan sistem kekebalan tubuh yang cukup kompleks. Suatu kondisi di mana tubuh bayi kekurangan sel T, sehingga tubuh sama sekali tak memiliki kemampuan melawan zat asing, seperti virus.
Hanya dengan pendonor yang tepat, anak itu akan memiliki kesempatan hidup 60-90 persen. "Ini adalah kondisi yang sangat sulit diobati, tugas kami saat ini menjaganya tak tersentuh infeksi dan virus. Semua orang di sini sedang berjuang untuk menyelamatkannya," kata Dr Pituch Noworolska, anggota tim dokter yang menangani anak itu. (eh)
0 komentar:
Posting Komentar